Samarinda,
29/8/2017 – Sukses melatih lebih dari 800 pelaku ekonomi kreatif di sembilan
kota, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar Seri Kelas Keuangan (SKK) Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) Kreatif di Samarinda dengan tema permodalan dan
pengelolaan keuangan syariah UKM Kreatif. Bekraf membekali 100 pelaku UKM
kreatif Samarinda pengetahuan ekonomi syariah, permodalan perbankan syariah,
pengelolaan keuangan, dan pelatihan penggunaan Sistem Aplikasi Keuangan (SI
APIK).
Kepala
Tim Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI), Harry Aginta, memberikan sambutan
pada acara ini. Acara dibuka oleh Direktur Akses Perbankan Bekraf Restog K.
Kusuma.
Bekraf
menyelenggarakan SKK UKM Kreatif di Samarinda selama dua hari yang terdiri dari
seminar dan workshop. Bekraf
mengundang praktisi keuangan
syariah, Imam Teguh Saptono, untuk memberikan pemahaman tentang ekonomi
syariah. Ia menjelaskan peluang yang besar menjadi
pengusaha sukses di Indonesia karena jumlah pengusaha Indonesia masih di bawah
2 % berdasarkan HIPMI 2016.
Menurut Imam, pengusaha berperan menggerakkan
perekonomian, antara lain dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang menurunkan tingkat
pengangguran, berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui pembayaran pajak,
dan membantu pengembangan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility. Ia juga menekankan peran manusia
yaitu untuk beribadah dan berdakwah.
Konsultan Bisnis , Founder & CEO QM Financial, Ligwina Hananto, dihadirkan Bekraf untuk memberikan materi rencana
bisnis yang baik dan analisa laporan keuangan usaha. Ligwina mengajarkan keuangan yang bankable bagi pelaku UKM Kreatif
Samarinda.
“Kami
(Bekraf) memahami kelemahan pelaku UKM kreatif terkait laporan keuangan.
Padahal, laporan keuangan yang benar bisa menjadi track record keuangan usaha mereka yang menjadi salah satu syarat
mengakses pembiayaan perbankan. Laporan keuangan juga bisa menjadi penentu
kebijakan ekspansi usaha mereka,” ungkap Direktur Akses Perbankan Restog K.
Kusuma.
Bekraf
juga meningkatkan rasa percaya diri pelaku UKM kreatif untuk terus
mengembangkan usaha dengan menghadirkan CEO INA Isdev, Ano Sajid, untuk membangun jiwa wirausaha.
Kepala
Divisi Dana dan Transaksi Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, Rima Dwi Permatasari, menghadiri acara untuk menjelaskan permodalan
dan pembiayaan perbankan syariah. Ia menginformasikan produk pembiayaan dan
persyaratan mengaksesnya kepada pelaku UKM kreatif yang hadir.
Bekraf melengkapi acara ini dengan mengundang perwakilan BI, Yusuf Arif Setiawan, untuk memberi pelatihan penggunaan SI APIK. SI APIK adalah aplikasi untuk mencatat transaksi keuangan usaha pada smartphone.
“Pelaku
UKM kreatif dipermudah mdalam pencatatan transaksi keuangan dimana saja dengan
menggunakan SI APIK. Harapan kami (Bekraf), mereka paham pengelolaan keuangan
dan pencatatan transaksi keuangan usaha mereka. Sehingga, jika mereka ingin
memperluas usaha dengan mengakses permodalan perbankan, peluang mereka lebih
besar,” pungkas Restog. (mm)
***
Siaran
Pers Bekraf Nomor: 206/SP/BHKP/BEKRAF/VIII/2017
Tentang Bekraf
Badan Ekonomi Kreatif
(Bekraf) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di
bidang ekonomi kreatif. Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf.
Bekraf mempunyai
tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan
sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer,
arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion,
film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan,
periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.
Kontak Media:
Mariaman
Purba Kepala Biro
Hukum dan Komunikasi Publik Badan
Ekonomi Kreatif Indonesia T: +62 813
1750 6456 Email:
mariaman.purba@bekraf.go.id Website:
http://www.bekraf.go.id/ Twitter:
@BekrafID |