Jakarta, 22/6/2018 –
Karya anak bangsa di bidang fesyen kembali mendapatkan dukungan pemerintah
untuk memasuki kancah global. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memfasilitasi 5
brand di pameran streetwear terbesar
Agenda Show, di Long Beach, California, Amerika Serikat pada tanggal 28 – 30
Juni 2018. Agenda Show merupakan pameran fesyen khusus kategori streetwear, action sport, denim, footwear, surfing dan skate. Sejak
digelar pertama tahun 2003, Agenda Show sudah dihadiri oleh lebih dari 10 ribu pengunjung dari
berbagai negara diantaranya buyers, media, distributor dan influencers dari Amerika Serikat dan 50
negara lain di dunia.
“Keikutsertaan ini mencerminkan salah satu upaya Bekraf untuk terus
meningkatkan fesyen sebagai sektor unggulan ekraf di Indonesia,” ujar Deputi
Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak. Ia menambahkan diharapkan dengan dukungan ini, industri fesyen streetwear tanah air semakin berkembang pesat dan mendapat tempat
di hati dunia.
Menurut data Outlook
Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan oleh Bekraf, sub
sektor
fesyen merupakan salah satu sub
sektor
ekraf dengan nilai pendapatan terbesar (tahun 2016) yaitu senilai Rp 166
triliun atau berkontribusi sebesar 18,01% terhadap PDB Ekraf. Secara umum,
nilai ekspor produk fesyen Indonesia pada
2015 mencapai US$ 10,90 miliar, meningkat sebesar 1,84% dibandingkan ekspor di
tahun 2014 dan memberikan kontribusi sebesar 54,54% terhadap total nilai ekspor
sektor ekraf. Nilai tersebut menjadikan sub
sektor
fesyen sebagai salah satu industri yang sangat penting
bagi ekonomi kreatif.
Negara tujuan ekspor terbesar produk fesyen Indonesia
adalah Amerika Serikat dengan nilai sebesar US$ 4,72 miliar, lalu di posisi
kedua dan ketiga berturut-turut adalah Jepang dengan nilai ekspor US$ 943,6
juta, dan Jerman dengan nilai ekspor US$ 701 juta. Komoditas terbesar produk fesyen
ke Amerika Serikat berasal dari industri pakaian jadi dari tekstil.
Dalam Agenda Show 2018, Bekraf
akan membawa 5 brand lokal yang sudah melewati tiga tahapan kurasi oleh para
kurator yaitu Khairiyyah Sari, Hanafie Akhmad, Syahmedi Dean, dan Febe
Riyanti Siahaan. Untuk kurasi tahapan kedua dilakukan kurasi langsung oleh brand partnership Agenda yaitu Richard
Soto. Pendaftaran terbuka telah dilakukan yaitu dimulai
tanggal 27 Februari 2018 dan berlangsung selama 2 minggu. “Masyarakat
cukup antusias dengan acara ini, ratusan
peserta ikut berpartisipasi dengan berbagai produk mereka. Setelah melalui tiga tahapan kurasi, terpilihlah lima brand yang dirasa tepat,” ucap Khairiyyah Sari.
Ia menjelaskan tren streetwear berangkat dari
tren fesyen dunia dimulai di tahun 90an, produk streetwear yang
berasal dari gaya hidup hip hop dan skate muncul dan menjadi incaran kaum
muda.
Saat itu, streetwear merupakan sarana
untuk menunjukkan identitas diri dan merefleksikan status sosial serta
menampilkan kebanggaan dan integritas sebagai seorang individu dengan
mengekspresikan diri melalui pakaian.
Di Indonesia, tren ini mulai terlihat di tahun 90an saat
era Distro berjaya. Label-label produksi dalam negeri yang menjual kaus, jaket,
hoodies, yang belum berani menjual
labelnya sendiri, menitipkannya di distro-distro. Indonesia kembali semarak
dipenuhi dengan label streetwear yang
inovatif serta dipenuhinya acara-acara yang berhubungan dengan gaya hidup itu.
Pemakainya, yaitu generasi Z menjadi konsumen utama produk streetwear. “Mereka menilai
bahwa streetwear merupakan gaya
pakaian yang nyaman digunakan dan memiliki karakter. Streetwear, saat ini bukan hanya sekadar dipakai, namun juga
menjadi sebuah kebanggaan bagi para pemakainya,”
tambahnya.
Lebih lanjut, 5 brand yang didukung oleh Bekraf di Agenda Show 2018 ini adalah Elhaus dengan modern menswear dan denim, Paradise Youth Club dengan inspirasi gaya hidup 90’s skate dan musik, OldblueCo yang fokus di produksi denim, Monstore yang memiliki koleksi unisex, apparel, dan home, serta Potmeetspop asal Bandung yang berkreasi dengan aneka denim rancangan modern.
***
Tentang Bekraf
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah lembaga
pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif.
Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf.
Bekraf mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.
Kontak
Media:
Mariaman
Purba
Kepala
Biro Hukum dan Komunikasi Publik
Badan
Ekonomi Kreatif Indonesia
T: +62
813 1750 6456
Email: mariaman.purba@bekraf.go.id
Website:
http://www.bekraf.go.id