Jakarta, 13/7/2017 – Badan Ekonomi Kreatif
(Bekraf) dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bangun ekosistem musik klasik melalui
Jakarta City Philharmonic (JCP) 2017. Setelah sukses diadakan empat kali dengan
berbagai tema sejak akhir tahun lalu Jakarta City Philharmonic menampilkan tema
Schjumanniana pada Rabu (12/7) di Gedung Kesenian Jakarta.
“Bekraf percaya, pemasaran program seni yang
berhasil dan berkesinambungan membutuhkan ekosistem yang baik,” ujar Deputi
Pemasaran Joshua Puji Mulia Simandjuntak.
Menurut Joshua langkanya pertunjukan orkestra
menyebabkan tidak berkembangnya ekosistem pendukung - bukan hanya
infrastruktur, manajemen, pembiayaan, dan apresiasi – tetapi juga kesiapan
sumber daya manusianya.
“Besar harapan kami bahwa JCP tidak sekadar
menjadi produk seni, melainkan turut membangun institusi yang mampu menjaga
keberlanjutan hidupnya,” kata Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta
Irawan Karseno.
Ia menambahkan ini semua tergantung tekad
bersama antara komunitas musik, Bekraf, dan Pemda DKI. “Karena bagaimanapun
juga JCP menjadi wajah masyarakat Jakarta, menjadi identitas kota, sekaligus
simbol peradaban kita”, pesan Irawan.
Edisi kelima JCP ini diaba langsung oleh
Pengaba Utama Budi Utomo Prabowo serta mengundang solois selo Asep Hidayat
Wirayudha. Sedangkan Schjumanniana dapat diterjemahkan sebagai sebuah
kaleidoskop karya-karya musik seorang komponis Jerman Robert Schumann dan seorang
komponis Indonesia Aksan Sjuman yang keanehannya, keeksentrikannya, serta
keunikan persona penciptanya akan dirayakan oleh Jakarta City Philharmonic.
Jakarta City Philharmonic
tahun ini akan digelar sampai bulan November 2017. (Kris)