Jakarta, 26/1/2018 – Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf) melaunching
platform Food Startup Indonesia (FSI) 2018, www.foodstartupindonesia.com.
Para pengusaha rintisan (startup)
kuliner bisa mendaftar untuk mengikuti demoday
FSI 2018 yang dibuka hingga 26 Juni 2018. 100 startup kuliner lulus kurasi berkesempatan tergabung pada expo (27 s.d 29/7), mentorship (30 s.d 31/7), dan final
pitching (1/8) sebagai rangkaian acara demoday
FSI 2018.
Platform
yang diinisiasi oleh Bekraf ini terbuka untuk umum. Selain keikutsertaan pada demoday FSI, para startup kuliner dari idea
stage pun bisa terhubung dengan ekosistem kuliner jaringan Bekraf melalui platform ini, antara lain mentor,
perusahaan, investor, serta kegiatan Bekraf terkait kuliner.
Deputi Akses Permodalan
Bekraf, Fadjar Hutomo, menjelaskan FSI diawali dengan kegiatan-kegiatan untuk
para startup, dan akhirnya dibuat
spesifik untuk sub sektor ekonomi kreatif (ekraf) kuliner yang merupakan salah
satu sub sektor unggulan yang berkontribusi lebih dari 40% pada PDB Ekonomi
Kreatif di Indonesia di akhir 2017.
“Kreativitas anak muda
bangsa, peluang sangat besar luar biasa bagi kita untuk menggerakkan
perekonomian nasional lewat produktivitas di industri kuliner,” ungkap Fadjar.
Acara yang digelar di Hotel
Luminor hari ini (26/1), dihadiri oleh ekosistem kuliner yang dibangun Bekraf,
antara lain pemerintah, swasta, startup
kuliner, mentor, perwakilan BPOM, dan
media.
Bekraf menggandeng swasta
untuk mengembangkan ekosistem kuliner Indonesia untuk bersaing di pasar lokal
dan global. Investor dilibatkan sejak tahap seed,
sedangkan perbankan dirangkul saat startup
sudah memenuhi kriteria pembiayaan perbankan.
“FSI bagaimana kita
membangun ekosistem. Ekosistem industri kuliner dari ide-ide para startup dieksekusi menjadi bisnis. Kita
tidak mungkin bekerja sendiri, swastanya harus mendukung. Big companies saya kira punya kapasitas kapabiltas untuk mendorong startup startup untuk scale up, untuk siap bersaing dengan
pemain-pemain di luar negeri, bangsa lain. Kita kolaborasi, ekosistem sudah
semakin lengkap,” tegas Fadjar.
Perwakilan Salim Group, Arthur Salim mengungkapkan pertimbangan kerjasama dengan Bekraf yaitu membuat kuliner Indonesia menjadi sangat popular. Ia juga menekankan implementasi inovasi pada kuliner Indonesia dan memperkenalkannya di kota-kota jaringan mereka di Indonesia. “Kita membuat produk akselerator, new innovation, new product, jaringan membawa makanan Indonesia untuk meningkatkan popularitas kuliner Indonesia di global pasar,” kata Arthur.
Kasubdit dana masyarakat
Bekraf, Hanifah Makarim, memperkenalkan top
three FSI 2017 yaitu Matchamu, Ladanglima, dan Chilibags yang
menginformasikan keunggulan yang mereka dapatkan setelah bergabung FSI.
Lintang, founder Matchamu mengakui ia tidak tahu
harus membawa produknya kemana sebelum bergabung FSI. “Join FSI, kompetisi, tahu banyak hal yang perlu diselesaikan ke
depan. Kita punya target become better
dan better, bigger dan bigger. FSI
inkubasi matchamu yang sangat signifikan dan kami dapat banyak sekali promosi
Bekraf mulai dari pameran internasional dan lokal,” ucap Lintang.
Salah satu kelanjutan FSI
2017 yaitu terjalinnya kerjasama antara Ladanglima dan investor, Lima Ventura,
dengan penandatanganan MoU. Perwakilan Lima Ventura menjelaskan founder startup adalah hal utama yang
meyakinkan mereka untuk bekerjasama karena foundernya
lah yang menjalankan bisnis.
Direktur Akses Non
Perbankan, Syaifullah, mengumumkan sosialisasi FSI 2018 dilaksanakan di sepuluh
kota di Indonesia Medan (13/2), Bandung (20/2), Makassar (23/2), Belitung
(27/2), Semarang (2/3), Banjarmasin (6/3), Malang (9/3), Yogyakarta (13/3),
Surabaya (20/3), dan Mataram (23/3). (mm)