Jakarta, 24/4/2018—Komik dinilai sebagai industri hulu yang mampu memberi pengaruh besar terhadap subsektor ekonomi kreatif (ekraf) lainnya, seperti film, seni pertunjukan, merchandise, musik, hingga desain produk. Oleh karena itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong pertumbuhan industri komik sebagai upaya meningkatkan sumbangan ekraf terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga lebih dari Rp1.000 triliun.
Kepala Bekraf, Triawan Munaf, menyampaikan industri komik Tanah Air sempat meredup dan kalah bersaing dengan komik dari luar negeri. Namun dengan perkembangan teknologi, kembali membuat industri komik tanah air bergairah. Pada 2012 tercatat hanya satu judul komik dalam setahun yang terbit. Namun pada 2018 sudah ada 1.000 judul komik yang dirilis.
Ledakan komik ini mulai terlihat sejak dua tahun terakhir. Asosiasi Komik Indonesia (AKSI) mencatat ada 13 juta orang yang membaca komik di Indonesia setiap harinya. Selain itu, lebih dari 100 judul komik rilis setiap hari di berbagai aplikasi komik dan media sosial.
“Indonesia tahun depan menjadi country focus di London Book Fair dan komik-komik Tanah Air akan ikut dipamerkan supaya makin dikenal. Bekraf juga mendorong perkembangan ekraf dengan mengajukan penghapusan film dari daftar negatif investasi. Hasilnya menggemberikan karena jumlah penonton naik menjadi 42,7 juta pada 2017 dari 16 juta pada 2015. Harapannya juga memberi dampak positif terhadap industri komik mengingat komik merupakan industri hulu yang akan mendongkrak industri ekraf lainnya,” ungkap Triawan saat Deklarasi AKSI di Hide and Seek Swillhouse, Selasa (24/4).
Komik nasional yang telah diangkat ke layar lebar adalah Si Juki dan kini sejumlah judul komik lainnya siap unjuk gigi di industri perfilaman Tanah Air, seperti Gundala. Triawan pun mengapresiasi terbentuknya asosiasi komik yang diharapkan dapat mendorong dan mempercepat pengembangan industri komik dalam negeri.
Ketua Umum AKSI, Faza Meonk, mengatakan asosiasi ini didirikan oleh pengelola intellectual property atau hak kekayaan intelektual yang fokus di media komik, diantaranya Bumilangit, Pionicon, Octopus Garden, Infia, Frankkomik, Skylar Comics,Ciayo Comics, re:ON Comics, Kosmik, dan Padma Pusaka Nusantara. Pertumbuhan judul komik dipengaruhi oleh banyaknya platform gratis. Hal ini membuat pembaca mudah membaca komik sehingga cepat memiliki penggemar dan dikenal.
Sejumlah komik Tanah Air juga telah diterjemahkan ke sejumlah bahasa, seperti My Pre-Wedding ke 15 bahasa, Pasutri Gaje ke 10 bahasa, Eggnoid ke 19 bahasa, Si Juki ke 7 bahasa, dan lainnya. “Komik itu industri inti yang mempengaruhi industri kreatif lainnya. Sejumlah produser telah melirik komik untuk menjadi konten film. Selain itu, seperti halnya Doraemon di Jepang yang tak hanya diangkat ke layar lebar tapi juga menjadi merchandise hingga desain produk dan restoran,” kata dia. (via)
- Tugas Kepala dan Wakil Kepala
- Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah
- Aplikasi dan Pengembang Permainan
- Arsitektur
- Desain Interior
- Desain Komunikasi Visual
- Desain Produk
- Fashion
- Film, Animasi, dan Video
- Fotografi
- Kriya
- Kuliner
- Musik
- Penerbitan
- Periklanan
- Seni Pertunjukan
- Seni Rupa
- Televisi dan Radio