Bekraf, Solo—Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan
bantuan dana perjalanan (travel grant) bagi perorangan, komunitas,
maupun lembaga sejak empat tahun lalu sebagai solusi bagi pelaku kreatif untuk
tampil di ajang internasional di luar negeri.
Dukungan ini diberikan karena pelaku kreatif
merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia sehingga perlu didukung peningkatan
kapasitasnya, terutama dalam tiga hal. Pertama, untuk memperluas wawasan pelaku
terhadap perkembangan industri kreatif di luar negeri. Kedua, meningkatkan
kemampuan pelaku agar setara dengan pelaku industri kreatif di luar negeri. Terakhir
adalah memperluas dan memperkuat jejaring internasional serta peluang kerja
sama investasi.
Program ini didukung melalui layanan terpadu
Satu Pintu (www.satupintu.bekraf.go.id).
Data menunjukkan dari 984 proposal yang masuk, hanya 71 proposal yang diterima.
Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri Bekraf Candra Negara menjelaskan kurasi
proposal dilakukan professional dan mengacu pada 18 indikator.
Dia mengatakan
Bekraf menyediakan anggaran sekitar Rp25 miliar untuk pendanaan perjalanan
pelaku ekonomi kreatif ke luar negeri mengikuti festival, acara, atau undangan.
Di Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah disediakan anggaran Rp9 miliar,
naik dari tahun lalu yang hanya Rp6 miliar, dan masih kurang.
Sementara itu, Seniman Prof. Dr. Sardono W.
Kusumo mengatakan ekonomi kreatif itu adalah konten, tidak sekadar gagasan. “Konten
bukan hanya merumuskan persoalan lokal, tapi menjawab apa yang dibutuhkan pasar
global,” ungkap Sardono saat menjadi pembicara dalam acara talkshow Travel
Grant, Buat Kamu, Buat Kita Semua saat acara Bekraf Festival 2019 di Ruang
Lokakarya 2, Benteng Vastenburg, Solo pada Sabtu (5/10/2019).
Seniman
senior ini juga menunjukkan lukisan gigantis yang dibuat dengan konsep garap khas
wayang beber. Kendati menggunakan pendekatan lokal khas kultur Jawa, kontennya
menyajikan persoalan global yang kini dihadapi berbagai negara di dunia, yakni imigran.
Laki-laki yang kali pertama mendapat travel grant pada usia 18 tahun ini
mengatakan selalu mengawali karya dengan riset, seperti membaca.
Koreografer
sekaligus penari Eko Supriyanto, mengaku sudah empat kali mendapatkan travel
grant untuk tampil di sejumlah negara. Hal ini karena seni pertunjukan sangat
seksi dalam lima tahun terakhir sehingga banyak kesempatan tampil di berbagai
ajang internasional di luar negeri.
“Kalau mau tampil di luar negeri,
tentu harus tahu apa yang mau ditampilkan. Dan paling penting membangun
jaringan,” kata seniman yang akrab disapa Eko Pece ini.
Lebih lanjut, dia berharap travel grant tidak sebatas membantu akses ke luar negeri namun juga mendatangkan pelaku kreatif berbakat dari luar negeri ke dalam negeri untuk berbagi ilmu. “Indonesia itu luas. Harapannya ada travel grant intrakultural untuk perjalanan dalam negeri,” pungkasnya.
Bekfest merupakan ajang bagi Bekraf untuk menyampaikan hasil capaian kinerja kepada masyarakat dalam menguatkan ekosistem ekraf nasional. Selain itu, acara ini juga sebagai apresiasi kepada pelaku ekraf yang turut berkontribusi dalam kemajuan ekraf Indonesia. Sebanyak 40 program unggulan dari enam kedeputian Bekraf dikemas dalam talkshow, pameran dan pasar kreatif di Benteng Vastenburg, Solo pada Jumat-Minggu (4-6/10/2019).
Pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai hiburan secara gratis di acara yang mengusung tema Kita, Kaya, Karya ini, seperti Didi Kempot, Sruti Respati, Maliq & D’Essentials, Nidji, OM PSP, Pecas Ndahe, Jason Ranti, Finalis Indonesia Rising (Devinta, Arta, dan Moneva) dan lainnya. Tiket masuk dapat diperoleh di loket.com dengan memilih menu Cari Event dan mengetik Bekraf Festival 2019.